Berita
- By
- 11 Feb 2025
- 1052
Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah Islamiyah
Ada beberapa faktor yang memperkuat bangunan ukhuwah, seperti yang diperankan oleh Nabi Muhammad SaW.
Pertama, ukhuwah pada dasarnya merupakan refleksi sosial dari kekuatan tauhid (iman dan takwa) setiap individu yang tergabung didalamnya. Sehingga wujud ukhuwah ini otomatis menjadi ukuran kesalihan dan ketakwaan, baik secara individu maupun kolektif. Pesan Al-Qur’an yang menyatakan bahwa “setiap muslim adalah saudara”, mengisyaratkan kesan bahwa orang-orang beriman itu hanyalah mereka yang memelihara dalam dirinya sikap dan perilaku ukhuwah.
Kedua, ukhuwah merupakan wujud yang mencerminkan terpeliharanya budaya ta’awun (tolong menolong), tasamuh (toleran), dan sejumlah budaya positif lainnya yang bersumber pada sifat-sifat Rahman dan rahim-Nya. Karena itu, Nabi SaW sendiri menggambarkan ukhuwah sebagai satu kesatuan jasad yang senantiasa saling memperkokoh diantara bagian yang satu dengan yang lainnya.
Dari kedua hal di atas, ukhuwah Islamiyah adalah merupakan nikmat dan karunia dari Allah SwT dalam wujud kesatuan hati dan perasaan yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa (Ali Imran [3]: 103) (Al Anfal [8]: 63). Ukhuwah Islamiyah adalah sesuatu yang menyatu dengan iman dan takwa. Tidak sempurna iman tanpa ukhuwah dan tidak ada ukhuwah yang hakiki tanpa iman. Tidak ada persaudaraan yang abadi tanpa takwa, tidak ada takwa yang sempurna tanpa persaudaraan (Al Hujurat [49]: 10) (Az Zukhruf [43]: 67). Jika ukhuwah Islamiyah kosong dari iman dan takwa, maka yang menjadi ikatan adalah kepentingan sesaat, yang tidak mustahil akan mudah retak dan rapuh jika terjadi perbedaan dalam menyikapi kepentingan tersebut.
Ukhuwah Islamiyah bukan hanya untuk kepentingan dan kemaslahatan pribadi, tetapi ia juga mempunyai tujuan akhir, yaitu menunjang terciptanya kehidupan yang Islami. Ukhuwah memerlukan pilar-pilar untuk menegakkannya. Pilar-pilar tersebut adalah :
1 . Bersikap husnudzon dan menjauhi sikap su’udzon di antara sesama muslim.
Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (Al Hujurat [49]: 12)
2. Berpegang pada tali Allah (Islam) secara kaffah dan dalam pergaulan hendaknya berpedoman serta mengacu pada ajaran Islam yang bersumberkan Al-Qur’an dan Sunnah maqbulah.
Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.(Al Baqarah [2]: 208)
3. Berusaha untuk terus menerus melaksanakan hak-hak sesama muslim.
Jangan sampai kebencian(mu) kepada suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidil haram, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya. (Al Maidah [5]: 6)
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Hak muslim kepada muslim yang lain ada enam.” Beliau bersabda, ”Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam kepadanya; Apabila engkau diundang, penuhilah undangannya; Apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; Apabila dia bersin lalu dia memuji Allah (mengucapkan ’alhamdulillah’), doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’); Apabila dia sakit, jenguklah dia; dan Apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke pemakaman).” (HR. Muslim)
Rasulullah bersabda “Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima yaitu: menjawab salam, menengok orang sakit, mengantarkan jenazah, mendatangi undangan, mendoakan orang yang bersin jika mengucapkan Alhamdulillah dengan ucapan yarhamukalloh. (Muttafakun alaih)
4. Menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang akan merusak ukhuwah Islamiyah, seperti menghina, ghibah, memfitnah, menyebarkan aib sesama saudara seiman, saling mencurigai dan lain sebagainya.
Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. (HR. Bukhari-Muslim). Wallahu A’lam.
Pemateri : Mr Supiyani, S.Pd.I