- By
- 12 Aug 2024
- 1059
Menembus Batas Ruang Kelas
Paulo Freire seorang pendidik berkebangsaan Brazil yang dikenal dengan konsep pendidikan sebagai praktik pembebasan, sebuah praktik pendidikan yang mengembalikan kodrat manusia menjadi subjek bukan objek.
Pendidikan kita akrab dengan istilah MERDEKA BELAJAR. Pendidikan yang memerdekakan menjadi tajuk utama dalam Pendidikan Paradigma baru yang sejak lama digaungkan oleh bapak pendidikan Indonesi KI Hadjar Dewantara.
Pembelajaran yang menyediakan pilihan tempat belajar dan strategi mengajar yang variatif tidak terkurung pada ruang ruang kelas secara substansi dan esensial. Tentu ini kesepakatan peserta didik dan guru sebagai pemimpin pembelajaran. Berada dalam ruang kelas selama 6 sampai 8 jam sehari memang akan menimbulkan rasa bosan bagi peserta didik, sedangkan mereka harus merasa nyaman, aman dalam proses memaksimalkan semua sumber-sumber belajar.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang menembus batas ruang kelas , ada beberapa aktivitas pembelajaran antara lain :
- Aktivitas Pra Pembelajaran seperti melakukan Diagnogsis. Diagnogsis tidak hanya dikenal di bidang pendidikan tetapi juga bidang lain seperti kedokteran dan bisnis. Dalam dunia pendidikan kegiatan pra belajar bisa dilakukan diagnogsis baik kognitif maupun non-kognitif.
- Aktivitas pembelajaran mencerminkan praktik –praktik baik dalam mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran di desain untuk menggali dan memotivasi peserta didik.
- Aktivitas pasca pembelajaran dilakukan refleksi untuk mengevaluasi pembelajaran itu sendiri baik secara konten maupun konteks serta merancang tindak lanjut pembelajaran yang berdampak dalam menyelesaikan tantangan kehidupan sehari-hari.
Semua praktik diatas adalah sebuah kesatuan pembelajaran yang berfokus pada peserta didik. Meski pembelajaran outdoor study menyenangkan, namun kelemahan belajar diluar kelas antara lain tingkat konsentrasi, pengelolaan kelas yang rumit, manajemen waktu, hadirnya objek nyata membuat siswa mudah berpindah terhadap sesuatu atau tidak konsisten terhadap pandangannya.
Pada Akhirnya penulis menyadari bahwa pembelajaran harus mengikuti kodrat zaman dan kodrat waktu. Guru harus mengupdate pengetahuan dalam strategi pembelajaran dan memenuhi kebutuhan, minat ,bakat dan budaya belajar siswa. “Tidak ada siswa yang bodoh, mereka hanya belum menemukan guru yang tepat”. Terus bergerak, berdaya dan berdampak.
Penulis : Dedi Setiawan - Wakil kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 7 Pinrang